Ruang Bacot – Ketegangan antara Amerika Serikat dan China kini tidak hanya berlangsung di Bumi, tetapi juga telah merambah hingga ke Bulan. AS baru saja berhasil melakukan pendaratan sukses pesawat luar angkasa Odysseus di kutub selatan Bulan, yang menandai langkah besar bagi Gedung Putih dalam rencana jangka panjang untuk membangun pangkalan permanen di permukaan Bulan. Namun, AS mungkin tidak akan sendiri dalam upaya ini.
Kepala NASA, Bill Nelson, secara terbuka menyampaikan kekhawatirannya bahwa China juga memiliki ambisi besar untuk mencapai kutub selatan Bulan terlebih dahulu. Dalam pernyataannya kepada media, seperti dilansir dari The Sun, Nelson menuturkan, “Saya khawatir China memiliki rencana yang sangat agresif dan ingin mendarat sebelum kita. Mereka tampaknya ingin menunjukkan teknologi mereka sebagai yang terdepan.”
Persaingan yang sedang memanas antara AS dan China telah memicu kebangkitan kembali perlombaan luar angkasa yang mengingatkan pada era 1960-an. Tantangan terbesarnya bukan hanya mendaratkan manusia di Bulan, tetapi juga membangun infrastruktur yang memungkinkan manusia bertahan hidup secara jangka panjang di sana. Nelson memperingatkan bahwa jika China berhasil tiba terlebih dahulu, mereka bisa mengklaim wilayah tertentu di Bulan dan bahkan berpotensi membatasi akses bagi AS.
NASA sendiri sedang mempersiapkan misi Artemis III, dengan target pendaratan manusia di Bulan pada September 2026, yang akan menjadi pendaratan pertama sejak misi Apollo 17. Nelson menyatakan keyakinannya bahwa AS akan unggul dalam perlombaan ini meskipun China sedang mempercepat langkahnya untuk tiba lebih dulu di Bulan.
Dengan rencana ambisius dari kedua negara ini, persaingan luar angkasa antara AS dan China kian memanas dan siap mengubah sejarah eksplorasi Bulan di masa depan.